"MEMBACA"

Posted by Unknown Tuesday 2 September 2014 0 komentar

”Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘Alaq : 1-5)

Apakah arti dari membaca dalam surat di atas? surat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau bertemu dengan malaikat jibril di gua Hiro'.

Sebelumnya saya meminta maaf apabila teori saya adalah salah, dan dimohonkan bagi pembaca yang beruntung ataupun merugi karena menyia-nyiakan waktu untuk membaca dapat meluruskan kesalahan yang mungkin saja saya buat melalui tulisan ini. Saya hanya manusia biasa yang mencoba mencari pengetahuan dan penalaran, saya masih awam dan juga minim ilmu, sebelumnya saya minta maaf.


Kembali pada cuplikan ayat di atas, apa yang diharuskan dibaca oleh Rasulullah SAW pada waktu itu? apakah pada jaman tersebut sudah mengenal tulisan? sedangkan pada teori al Jam’u fis Sudur disebutkan bahwa "Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan dan mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hafalannya". Yup dengan media penghafalan yang mengagumkan itulah pada jaman khalifah sepeninggal Nabi Muhammad SAW Al Quran mulai bisa dibukukan.

lantas apa yang dibaca oleh Rasul?

Beliau dituntun oleh malaikat jibril sedikit demi sedikit agar bisa "membaca", "membaca" apa yang ada dihadapannya, membaca semua keadaan yang ada, dan dengan menyebut nama Tuhan niscaya apa yang benar adalah yang benar-benar benar dan yang salah adalah benar-benar salah. Tuhan mengajarkan manusia untuk bisa "membaca", membaca semua keadaan dengan perantara Nabi Muhammad SAW sebagai panutan seluruh alam.

Sebagai contoh turunnya wahyu surat Al Kafirun, diceritakan bahwa Sebab turunnya ayat ini adalah suatu ketika kaum kafir Quraisy mempengaruhi Nabi dengan menawarkan kekayaan yang sangat melimpah. Tipu daya mereka ini disampaikan dengan kata-kata, ”Inilah yang kami sediakan bagimu wahai Muhammad, dengan syarat engkau tidak menjelek-jelekkan dan memaki tuhan kami. Selain itu sembahlah tuhan kami selama beberapa saat setelah itu kami akan menyembah Tuhanmu pula selama beberapa waktu.” Rasulullah menjawab, ”Aku akan menunggu wahyu dari Tuhanku.”

Tuhan telah membuka hati Nabi Muhammad SAW, melalui perantara hati dan jiwa yang bersih Tuhan menuntun Nabi Muhammad SAW sehingga terhindar dari kesalahan. Dengan pengamatan serta keyakinan hatinya maka muncullah surat AL Kafirun sebagai surat di dalam Al Quran yang membedakan keyakinan suatu kaum dengan kaum yang lainnya, atau mungkin perorangan. Mereka juga memiliki keyakinan terhadap tuhan mereka dan sebagaimana teladan Rasulullah SAW, kita tidak boleh membeda-bedakannya, memusuhinya ataupun menganggapnya sebagai kesesatan.

"Membaca", sebuah kata yang bisa digantikan dengan mengamati, atau membaca yang bukan tulisan karena disetiap apa yang kamu "baca" akan memiliki sebuah arti, bisa itu benar atau salah biarlah kata hatimu yang menentukan.

Dari "membaca" juga para filsuf jaman dahulu dapat menggambarkan semua fenomena, mulai dari bentuk bumi yang bulat, grafitasi, arus air, ataupun perilaku hewan dan lain sebagainya dapat dijadikan ungkapan atau pedoman hidup. Kita kutip filosofi jawa tentang lebah, "hiduplah seperti lebah yang bekerja keras tanpa pamrih, jika kamu bersahabat dengan dia maka kamu akan mendapatkan kenikmatan (madu), jika kamu ganggu dia, kamu akan mendapatkan cilaka (entup)".

Yup seperti pada jaman Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu dari Tuhan untuk dijadikan pedoman dalam agama yang sebenarnya juga didapatkan melalui media "membaca", para manusia sebelum nabi pun juga sudah memiliki keahlian dalam "membaca" sehingga terjadilah yang dinamakan tatanan hidup. Tananan hidup ada terlebih dahulu daripada Tananan Agama, adanya Tatanan Agama merupakan penyempurna dari Tatanan Hidup karena terdapat hukuman-hukuman Tuhan yang disebut dosa sedangkan pada jaman dahulu masih menggunakan hukuman Raja.

Sejatinya manusia diciptakan dengan tujuan masing-masing di Bumi ini. tercapainya tujuan itu tergantung pada tiap individu dalam "membaca"nya, semua tujuan pasti akan tercapai hanya waktu untuk meraihnya yang berbeda.

seperti lagu Gus Candra Malik ini,

"SAMUDRA DEBU"

Suwarga durung weruh  (surga belum diketahui)
Neraka durung wanuh  (neraka belum dikenal)
Mung donya sing aku weruh  (hanya dunia yang aku tau)
Uripku ojo duwe mungsuh  (hidup jangan mempunyai musuh)

Rikat bumi rikat nyawa  (cepatnya bumi, cepatnya nyawa)
Ana begja ana cilaka  (ada keberuntungan, ada kesialan)
Ana urip ana mati  (ada hidup, ada mati)
Percil widyaka ing pati  (anak kodok kembali dari kematian)

Samudera sebagai tintanya (disini diibaratkan samudera itu tinta)
Daunan sejagat raya  (dedaunan sedunia adalah kertasnya)

Cukup cukupkah
Pena kertasnya bercerita?

Aku membaca
Aku mengolah rasa

Siang dan malam silih berganti
Cinta memberi tanpa diminta

Pagi dan petang, pergi dan datang
Rindu menjaga tiada jeda dan lena

Menyebarkan Cinta
Di dunia yang semakin gila
Di tengah para pendusta
Yang penuh dengan angkara

Kuharap semesta raya 'kan mendengarkan aku
Semoga angin malam membawa rinduku

Rindu saat-saat kita berbagi rasa,
Tanpa ada prasangka dan juga saling curiga,
Di bawah satu matahari, matahari yang sama
Menjaga Cinta Kasih sebagai anak manusia

Senenge sak klenteng
Susahe sak rendeng
Ojo seneng nek duwe
Ojo susah nek ra duwe

Umpluking samudro
Kethuk ing sambikala
Laku lampah saderma
Aja gumede aja jumawa

Aku membaca
Aku mengolah rasa

Walau pun debu sebagai aksaranya
Untuk tuliskan makna Sang Maha Cinta



Siang dan malam silih berganti
Cinta memberi tanpa diminta

Pagi dan petang, pergi dan datang
Rindu menjaga tiada jeda dan lena.

Siang dan malam silih berganti,
Cinta memberi tanpa diminta

Pagi dan petang pergi dan datang
Rindu menjaga tiada jeda dan lena



dalam lirik lagu ini, kita diajak "membaca" bukan hanya sebuah tulisan namun juga seluruh alam yang diibaratkan samudra sebagai tinta, daun sebagai kertas, dan debu menjadi aksara/huruf, amatilah semuanya kalian akan tahu indahnya dunia melalui indera yang tidak ada dalam pancaindera.


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: "MEMBACA"
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://anggana22.blogspot.com/2014/09/membaca.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment

Cara Buat Email Di Google | Copyright of Anggana22.blogspot.com.